Abstract Kriya atau sering disebut dengan kerajinan dan dalam bahasa inggrisnya disebut dengan nama craft, pada mulanya diciptakan sesuai dengan kebutuhan pada zamannya, yaitu sebegai pemenuhan kebutuhan religi/beribadah pada lampau, dan kriya berkembang tidak lagi sebagai pemenuhan kebutuhan religi tetapi sebagai pemenuhan kebutuhan pokok manusia, pada umunya memiliki fungsi praktis/applied art pada masyarakat, maka kriya sekarang ini sudah mencerminkan Perubahan-Perubahan dari masa lalu. Perubahan itu tidak lepas dari pengaruh berbagai aspek dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan zaman yang sangat cepat. Sehingga muncul dua istilah dalam kriya yaitu istilah seni kriya dan istilah kriya seni, seni kriya bersifat pada pemenuhan kehidupan sehari-hari dan memiliki fungsi praktis, sedangkan kriya seni muncul karena adanya keinginan kriyawan untuk menambahkan ekspresi dalam karya kriyanya, sehingga lahir karya-karya kriya yang lebih menekankan pada nilai seni atau estetisnya dan cenderung mengabaikan nilai fungsinya.Halini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek fungsional. Seni kriya dikenal sejak zaman Neolithikum (Batu Muda). Hal ini ditunjukkan dengan benda-benda peninggalan zaman itu yang sudah mengenal rasa estetika.
– Salah satu macam seni rupa adalah seni kriya. Seni Kriya merupakan Bidang keilmuan yang mempelajari pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas berkarya rupa, yang bertolak dari pendekatan medium, kepekaan estetik, kebutuhan keseharian utiliatrian dan mengandalkan keterampilan kriya juga adalah merupakan salah satu dari karya senirupa terapan yang proses pembuatannya lebih mengutamakan fungsi dan kriya seni kerajinan tangan, handycraft dapat diartikan, suatu bentuk/karya yang dikerjakan secara manual atau dibantu dengan alat lain sebagai benda yang berguna bagi kepentingan manusia. Hasil karya kriya diutamakan mengandung nilai keunikan konseptual, tema, imajinatif, emosional dan inderawi visual, tactile, olfactory.Kriya juga merupakan metoda berkarya sekaligus mendesain produk yang mengutamakan nilai kualitas estetika, fungsional, keunikan, tema, makna dan pesan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya kebutuhan fisik saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan kebutuhan emosional.Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan. Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan hand made dan memiliki aspek Seni Kriya di NusantaraSeni kriya Nusantara di indonesia dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok fase perkembangan 1. Seni Kriya Tradisional Klasik Hindu-Budha 2. Seni Kriya Tradisional Rakyat Daerah, dan 3. Seni Kriya Indonesia Baru KolonialSeni Kriya Tradisional Klasik Hindu-Budha1. Kaidah seni dibakukan dalam pedoman seni oleh empu atau Mutu seni, yang bersifat teknik maupun estetik dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup dan pandangan agama Hindu, Budha, Contoh karya seni kriya pada masa ini adalah batik, pandai emas dan perak, ukiran kayu, keris, wayang kulit dan wayang golek, dan kerajinan Kriya Tradisional Rakyat Daerah1. Ciri-ciri dari kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisional sesuai dengan watak masyarakat, adab kehidupan, dan lingkungan Pembuatan dan jenis seni kriya tradisional ditentukan oleh bahan yang tersedia di lingkungan tempat Karya seni kriya tradisional rakyat yaitu anyaman, gerabah, logam, dan topeng yang masih – ciri karya seni kriya tradisional rakyat 1. kebudayaan etnik. 2. corak tradisional. 3. watak masyarakat. 4. adab kehidupan. 5. lingkungan Kriya Indonesia Baru1. Pada zaman kolonial pendidikan mementingkan nilai-nilai rasional dan kehidupan Kesadaran nilai-nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi lemah, baik yang klasik maupun kriya Beberapa karya kriya indonesia baru yang dipadukan dengan seni tradisi dan bahan karya indonesia baru 1. kehilangan nilai tradisi dan nilai klasik. 2. komersialisasi yang melanda para kriyawan. keahlian para seniman klasik tidak diwariskan. 3. saingan dari benda pakai hasil produksi Seni KriyaJenis-jenis seni kriya banyak sekali dan sangat mudah ditemukan di berbagai daerah. Berdasarkan dimensinya, jenis-jenis seni kriya dapat dibedakan sebagai Seni kriya dua dimensi Karya seni kriya dua dimensi meliputi sulaman, bordir, mozaik, kolase, batik, tenun, relief, dan hiasan Seni kriya tiga dimensi Karya seni kriya tiga dimensi meliputi sebagai Kriya keramikKerajinan keramik menggunakan bahan dasar tanah liat. Produk yang dihasilkan, misalnya vas bunga, guci, teko, kendi, dan peralatan rumah Kriya logamKerajinan logam menggunakan bahan jenis logam, seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga, aluminium, dan kuningan. Produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan emas dan perak, patung perunggu, senjata tajam, peralatan rumah tangga, dan alat musik gamelan. Sekarang kerajinan logam dibuat dengan berbagai variasi Kriya kulitKulit banyak digunakan untuk membuat berbagai benda kerajinan, seperti wayang kulit, tas, sepatu, jaket, dan alat musik Kriya kayuKayu banyak menghasilkan berbagai benda kerajinan, seperti topeng, wayang golek, furnitur, patung, dan hiasan Kriya anyamanKerajinan anyaman biasanya menggunakan bahan dasar, seperti bambu, daun mendong, dan tali plastik untuk membuat tempayan, topi, tutup nasi, tikar, dan gantungan pot Seni KriyaSebagaimana kami sampaikan diatas bahwa seni kriya adalah merupakan salah satu dari karya senirupa terapan dimana proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu. Fungsi seni kriya secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
. 311 127 409 346 244 446 376 383