Sebagianberalasan miskin kuota, meminta ada rekaman mp3 karena itu sangat membantu. Lalu kita convert video ke mp3 dan upload dan belum tentu mereka mendownload. Pun mereka tetap suka menonton video hiburan di IG dan YouTube. Sebagian meminta ada grup WA untuk info kajian dan faedah dari kami. Lalu kami turuti dan belum tentu mereka masuk ke grup.
Bacaan Setahun Yeh. 42-44 Why. 20 TIDAK ADA YANG SIA-SIA “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Korintus 1558 Salah satu kata paling melemahkan dalam kehidupan yang akan menghentikan setiap langkah, melemahkan semua motivasi untuk berjuang, dan hasrat untuk melakukan semua hal yang baik adalah kata “sia-sia”. Kata sia-sia ini mewakili kata tentang percuma, tidak ada gunanya. Mungkin kita kerap mendengar seseorang berkata, sia-sia berdoa, sia-sia bekerja keras, sia-sia jadi orang baik, sia-sia hidup sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, sia-sia melayani Tuhan. Firman Tuhan memberi sebuah nasihat yang sangat penting untuk kita, dan nasihat itu sangat relevan dengan kondisi-kondisi kita hari ini saat hadapi hidup yang penuh tantangan dan perjuangan yaitu dengan berdiri teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu. Tiga nasihat ini menggambarkan sebuah kualitas tentang menjadi pribadi yang kuat. Harapan untuk menjadi pribadi kuat ini ternyata didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apapun yang kita perjuangkan/harapkan tidak pernah sia-sia. Atau jika statement ini dimaknai secara terbalik, apakah yang kerap membuat kita putus asa, goyah, dan menjadi apatis atau skeptis? Yaitu ketika kita menganggap apa yang kita lakukan adalah sia-sia. Mengapa orang bisa menganggap apa yang dikerjakannya sia-sia ? Hal itu bisa terjadi karena kita tidak memahami akan bagaimana Allah menyatakan kasihNya kepada kita. Roma 828 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Kita kerap terlalu dini menyimpulkan bahwa kegagalan, ketidakberhasilan, peristiwa negatif adalah kesia-siaan. Sadarkah kita bahwa Allah ternyata memberi garansi, bahwa dalam segala keadaan hanya rencana kebaikanNya yang akan terjadi, DIA dapat memakai keadaan “negatif” sekalipun bagi kebaikan kita yang dipilih dan dikasihiNya. Berbagai peristiwa dari cerita para tokoh-tokoh di Alkitab dituliskan secara terbuka yang menyatakan bukan hanya peristiwa kebaikan, atau keberhasilan tetapi juga mengenai kegagalan, kekecewaan, pengkhianatan manusia kepada Tuhan dan panggilanNya. Berhentikah rencana Allah? Sia-siakah hidup mereka? Kita tahu bahwa panggilan dan rencana Allah bagi mereka tidak pernah gagal, demikian juga dengan hidup kita. Ketika Yesus menyatakan rencana kematian-Nya di kayu salib, murid-murid-Nya pun tidak paham, dan berusaha mencegah, karena menganggap bahwa kematian itu adalah tanda kesiasiaan. Tetapi saat ini kita melihat bahwa peristiwa Salib justru menjadi peristiwa kemenangan Kristus atas dosa, dan karena itu juga memberi kita kuasa untuk menang atas dosa. Anda mengerti? HA Questions 1. Pernahkah Anda mengalami kesia-siaan di dalam hidup Anda, dalam hal apa? 2. Percayakah Anda bahwa Tuhan turut bekerja dalam setiap keadaan yang Anda alami saat ini? Saksikan. Values Allah memberi garansi, bahwa dalam segala keadaan hanya rencana kebaikanNya yang akan terjadi bagi yang mengasihi-Nya. Kingdom Quote Karya salib bukanlah kesia-kesiaan tetapi justru tanda kemenangan Tuhan bagi kita.
Kelima badan yang lalai dari taat dan mengabdi pada Allah. Keenam: cinta yang di dalamnya tidak ada ridho dari yang dicintai dan cinta yang tidak mau patuh pada perintah-Nya. Ketujuh: waktu yang tidak diisi dengan kebaikan dan pendekatan diri pada Allah. Kedelapan: pikiran yang selalu berputar pada hal yang tidak bermanfaat. Kesembilan KEBAIKAN tidak akan pernah sia-sia. Ada sebagian orang yang tetap bersikap baik kepada siapapun, dalam keadaan apapun, bahkan kepada orang yang telah menyakitinya. Ada sebagian orang yang bisa menahan amarahnya, dan menggantikannya dengan senyuman untuk melegakan hati. Ada sebagian orang yang senantiasa bersabar, dan pandai bersyukur, serta ikhlas menerima ketetapan Allah. Ada sebagian orang yang bisa menolong sesama, membantu melakukan hal-hal kecil yang ternyata kesannya sangat besar. Ada sebagian orang yang menjadi perantara rezeki bagi orang lain yang lebih memerlukan. Menjadi pengantar kebahagiaan. Menjadi penyebar inspirasi penuh manfaat. Menjadi penyebar semangat. Ketahuilah, kualitas seseorang dinilai dari perbuatannya. Baca Juga Kata Rasulullah Tentang Kebaikan dan Dosa Wajah yang elok, kekayaan yang berlimpah, dan jabatan tinggi tidak sedikit pun menambah kemuliaan seseorang di mata Allah, ketenangan hati seseorang juga bergantung pada amal perbuatannya. Karena itu, Allah memberi perhatian lebih pada perintah untuk berbuat baik. Bahkan, Allah mempunyai cara yang indah untuk memotivasi seseorang agar selalu berbuat baik. Sampai tak ada lagi alasan seseorang untuk tidak berbuat baik. Allah berfirman “Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” QS. Al-Qashas 77. Allah menggugah hati kita untuk berbuat baik dengan mengingat, bahwa setiap hari Allah selalu mencurahkan kebaikan untuk kita. Allah berfirman “Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu.” QS. Al-Baqarah 122. Sahabat Muslim, tidak ada kebaikan yang sia-sia, meskipun yang dilakukan sebesar biji sawi. Karena Allah Subhanahu wa taala Maha Melihat apa yang kita lakukan. Karena Dia tak pernah tidur dan mencatat kebaikan setiap manusia. Jadi, teruslah berbuat baik dan fokus pada seberapa banyak dan sering kebaikan yang dapat kita lakukan.[ind/ Sumber

Hartatersebut tidak digunakan untuk hal yang bermanfaat di dunia dan juga tidak diutamakan untuk kepentingan akhirat. Keempat: hati yang kosong dari cinta dan rindu pada Allah. Kelima: badan yang lalai dari taat dan mengabdi pada Allah. Keenam: cinta yang di dalamnya tidak ada ridho dari yang dicintai dan cinta yang tidak mau patuh pada

AMAL kebaikan tentu suatu hal yang membawa keberkahan untuk kita. Tentu amalam yang telah dikerjakan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri kita. Hanya saja, ada orang yang melakukan amalan baik, tapi tidak memberikan manfaat bagi dirinya. Siapakah mereka? Sayyidina Aisyah RA istri Rasulullah SAW bertanya, “Ya Rasulullah, Ibnu Jid’aan pada zaman Jahiliyah sebelum Islam terkenal sebagai orang baik, selalu bersilaturahmi, menolong orang-orang miskin. Apakah amalannya bermanfaat baginya?” Rasulullah SAW bersabda, “Tidak! Tidak bermanfaat baginya, karena dia belum pernah satu kali pun mengucap, “Ya Rabbi ampunilah kesalahan-kesalahanku pada hari pembalasan kiamat,” HR. Muslim. Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa orang-orang yang tidak beriman, amal kebaikannya tidak akan memberikan manfaat baginya. Amalan yang mereka kerjakan sia-sia. Oleh sebab itu, jika amal kebaikan kita ingin memberikan manfaat bagi diri kita, maka pertahankanlah keimanan kita. Jangan sampai iman kita luntur akibat perbuatan kita yang memperbudak pada syetan dan hawa nafsu. [] Sumber Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit Gema Insani
Sholatnyabagus tapi kerjanya bergunjing atau ngobrolin hal-hal yang tidak bermanfaat. Waktunya ada tapi digunakan untuk hal yang mudharat. Otaknya pintar tapi dipakai untuk menyalahkan orang lain atau bergubah. Bahkan sehari-harinya bicara kebaikan tapi tidak satupun aksi baik yang dilakukan. Waktunya habis untuk mengejar dunia.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Beberapa waktu lalu, di sebuah kafe saya berkumpul bersama teman-taman yang dulu pernah mengabdi pada sebuah lembaga pendidikan di Aceh Tengah. Kami bernostalgia tentang masa lalu yang begitu indah menjalani aktivitas di lembaga pendidikan tersebut. Hal yang tidak terlupakan adalah kebersamaan dalam berbagai hal. Kebetulan pimpinannya orang yang sangat familier dan senang dengan suasana lembaga pendidikan tersebut kami cukup lama mengabdi. Meski bukan termasuk perintis, tapi laju kembang lembaga tersebut tidak lepas dari peran aktif dan partisipasi teman-teman. Kini, seiring dengan perubahan dan perputaran waktu, rekan-rekan tidak lagi mengabdikan diri di sana dengan beragam alasan dan terkait regulasi teman mengatakan, sepertinya kiprah dan keterlibatannya di sana dulu sia-sia. Ada kesan bahwa kerja kerasnya tidak mendapat apresiasi, seolah-olah tidak pernah berbuat apapun. Dengan kondisi tersebut dia kecewa dan kelihatan kesal. Beberapa teman lain juga bersikap serupa dengannya mengatakan bahwa perjuangan dan pengabdian mereka sia-sia. Menurut saya, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Setiap perjuangan yang dilandasi dengan niat tulus, kesungguhan, dan kesabaran, berpeluang memperoleh hasil maksimal. Saya meyakini bahwa hasil perjuangan kita itu menjelma dalam beragam wujud, mungkin tidak sesuai keinginan kita tapi bisa jadi itu lebih baik dan yang terbaik. Apa yang kita inginkan ketika mengabdi di sebuah tempat? Tentu suatu saat kita berharap lembaga tersebut dapat menampung dan memberikan masa depan bagi kita. Lalu apakah termasuk gagal ketika lembaga tersebut kemudian tidak memberdayakan kita? Tentu tidak. Ada bermacam wujud tersirat tentang keberhasilan kita yang menanti di ruang dan waktu yang pula, kesuksesan tidak dapat dipandang dari satu perspektif dan indikator yang sempit. Saya yakin, jika pengabdian kita didasari oleh motivasi baik, integritas, dan dedikasi tinggi, itu semua akan menjadi nilai dan modal berharga bagi kita untuk diperhitungkan orang lain di tempat yang berbeda. Tidak ada ketulusan dan kebaikan yang berujung kekecewaan. Ketulusan dan kebaikan akan berujung pada kebahagiaan. Itulah tidak ada usaha yang sia-sia. Ada banyak takdir yang dapat dipilih dan ditempuh. Jangan berhenti pada jalan yang kita anggap buntu, kemudian mengasumsikan itu sebagai satu-satunya takdir. Cari dan usahakan terus jalan lain. Meski bukan jalan aspal mulus, penuh lika-liku, dan terkadang penuh rintangan, kita harus terus melaluinya dengan penuh perhitungan dan kewaspadaan. Insya Allah suatu saat kita juga akan sampai ke tempat yang dituju. Biarlah sebagian lewat jalan lurus dan mulus, karena mereka memiliki peluang dan medianya. Yakinlah, setiap perjuangan akan membuahkan hasil! Lihat Sosbud Selengkapnya
Tidakada kebaikan yang sia-sia, tidak ada keburukan yang sia-sia. Mereka adalah apa yang membentuk kita menjadi diri kita hari ini. Sebuah kesia-siaan itu ada hanya kalau kita menganggap itu sia-sia. Semakin sayang, semakin sia-sia. Hari yang sia-sia adalah hari ketika sampai matahari terbenam tidak ada satupun amal baik yang kita perbuat.
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajma’in. Pada posting kali ini, kami akan membawakan beberapa faedah dari kitab Al Fawa’id mengenai hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Hal-hal inilah yang banyak dilalaikan oleh kaum muslimin saat ini, termasuk juga kami. Semoga posting kali ini bisa menjadi nasehat bagi kami dan pembaca sekalian. Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan bahwa ada sepuluh hal yang tidak bermanfaat. Pertama memiliki ilmu namun tidak diamalkan. Kedua beramal namun tidak ikhlash dan tidak mengikuti tuntunan nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ketiga memiliki harta namun enggan untuk menginfakkan. Harta tersebut tidak digunakan untuk hal yang bermanfaat di dunia dan juga tidak diutamakan untuk kepentingan akhirat. Keempat hati yang kosong dari cinta dan rindu pada Allah. Kelima badan yang lalai dari taat dan mengabdi pada Allah. Keenam cinta yang di dalamnya tidak ada ridho dari yang dicintai dan cinta yang tidak mau patuh pada perintah-Nya. Ketujuh waktu yang tidak diisi dengan kebaikan dan pendekatan diri pada Allah. Kedelapan pikiran yang selalu berputar pada hal yang tidak bermanfaat. Kesembilan pekerjaan yang tidak membuatmu semakin mengabdi pada Allah dan juga tidak memperbaiki urusan duniamu. Kesepuluh rasa takut dan rasa harap pada makhluk yang dia sendiri berada pada genggaman Allah. Makhluk tersebut tidak dapat melepaskan bahaya dan mendatangkan manfaat pada dirinya, juga tidak dapat menghidupkan dan mematikan serta tidak dapat menghidupkan yang sudah mati. Itulah sepuluh hal yang melalaikan dan sia-sia. Di antara sepuluh hal tersebut yang paling berbahaya dan merupakan asal muasal segala macam kelalaian adalah dua hal yaitu hati yang selalu lalai dan waktu yang tersia-siakan. Hati yang lalai akan membuat seseorang mengutamakan dunia daripada akhirat, sehingga dia cenderung mengikuti hawa nafsu. Sedangkan menyia-nyiakan waktu akan membuat seseorang panjang angan-angan. Padahal segala macam kerusakan terkumpul karena mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Sedangkan segala macam kebaikan ada karena mengikuti al huda petunjuk dan selalu menyiapkan diri untuk berjumpa dengan Rabb semesta alam. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Faedah ilmu dari Al Fawa’id, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Darul Aqidah Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Catatan di masa silam, Panggang, Gunung Kidul, pagi hari yang penuh berkah, 16 Muharram 1430 H Baca Juga Ilmu yang Bermanfaat Bukan Sekedar Dihafalkan Tetap Semangat dalam Hal yang Bermanfaat . 137 467 157 440 359 427 342 209

tidak ada kebaikan yang sia sia